Balai Desa Kedung Kancana |
Nama Desa
Kedung Kancana adalah pemberian dari Bupati Majalengka yang bernama Omdali,
Kedung Kancana berasal dari kata Kedung dan Kancana ada yang mengatakan
Kencana. Arti dari “Kedung” adalah leuwi atau suatu tempat yang digunakan untuk
melaksanakan perencanaan masa depan yang lebih baik, Kancana yang berasal dari
“kanca” yang berarti teman atau persaudaraan ( bahasa sunda ). Ada yang mengatakan
Kencana yang artinya desa yang mempunyai sejumlah potensi yang dapat digali.
Sebelum
dibukanya lahan pemukiman di Desa Kedung Kancana pada tahun 1918 dibangunlah
sebuah sungai yang menghubungkan segitiga emas yaitu perbatasan Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Cirebon.
Sungai Sindupraja |
Dibangunnya
sungai tersebut adalah sebagai sarana irigasi lahan pertanian dikabupaten
Cirebon. Pada awalnya masyarakat di Kabupaten Majalengka kurang menyetujui
pembuatan sungai tersebut. Namun pada akhirnya masyarakat yang dilewati aliran
sungai membantu proyek akan kebutuhan air dimusim kemarau, kemudian mereka
bekerja sama membantu proyek pembuatan sungai tersebut, kemudian sungai
tersebut diberi nama sungai Sindupraja.
Sungai Sindupraja |
Setelah
sungai Sindupraja selesai ternyata banyak masyarakat Kabupaten Majalengka
melirik daerah perbatasan sebelah utara untuk dijadikan lahan pertanian.
Pada tahun
1933 lahan hutan di Kedung Kancana ditebang oleh beberapa transmigran, lalu
pada tahun 1935 sekitar 250 orang transmigran yang berasal dari 25 desa menempati
lahan baru di Desa Kedung Kancana. Saat tebang hutan ditemukan banyak aneka
satwa dihutan Kedung Kancana seperti lutung, maung, babi hutan, monyet, macan
tutul dll.
Sehingga
kita sebagai pribumi Kedung Kancana harusnya merasa bangga akan kekayaan aneka
satwa yang ada pada saat itu.
Berikut ini
merupakan pelaku para sejarah yang
pernah ikut merintis penebangan hutan di Desa Kedung Kancana sekitar tahun 1934
: Kedung Kancana menuju Leuweung hapit dengan menggunakan dana dari swadaya
masyarakat.
Pada masa
pemerintahan Kuwu Muhamad pernah terjadi perseteruan antara desa Kedung Kancana
dengan Desa kodasari yang pada saat itu dipimpin oleh Kuwu Atma, mereka
memperebutkan tanah di sebelah selatan Desa Kedung kancana.
Namun
situasi dapat terkendali karena ada perundingan di antara kedua belah pihak.
Untuk
menakut-nakuti para transmigran di Desa Kedung Kancana Bupati yang bernama
“OMDALI” pernah memberikan maklumat yang berbunyi : “ sing saha jalmana anu
ngajual sajeungkal taneuh Kedung Kancana, terus manehna balik deui ka daerah
asalna maka moal bakal sukses hirupna salamina”.
Artinya
barang siapa yang menjual sejengkal tanah Desa Kedung Kancana kemudian kembali
pada daerah asalnya, maka hidupnya tidak akan mendapatkan kesuksesan selamanya.
Ternyata
dengan maklumat tersebut, membuat para trasmigran merasa ketakutan dan tidak
berani untuk meninggalkan desa Kedungkancana dengan menjual tanahnya, terbukti
transmigran yang menjual tanahnya banyak yang mengalami sengsara dalam
hidupnya.
Mereka
selalu bekerja dengan giat, tidak ada dalam benak pikirannya untuk
bermalas-malasan. Bahkan seringkali dalam suatu perkumpulan mereka mendengarkan
nasehat orangtuanya dalam bahasa sunda “Kudu daek ngopek ambeh nyapek” yang
artinya mereka harus senantiasa bekerja keras agar mendapatkan penghasilan yang
lebih dan dapat meningkatkan taraf ekonomi mereka.
Masjid Jami Al-Hidayah Desa Kedung Kancana |
Desa Kedung
Kancana mempunyai penduduk yang sangat beragam hal itu dikarenakan adanya
transmigran yang pindah ke Desa Kedung Kancana dari berbagai daerah. Tercatat
ada sekitar 250 Kepala Keluarga dari 25 Desa yang melaksanakan transmigrasi ke
Desa kedung Kancana. Dengan demikian maka, desa ini terkenal dengan sebutan
“Desa Salawe Nagara”.
Berikut nama-nama Desa asal masyarakat
Kedung Kencana :
1. Haur seah
2. Sukaraja 3. Pasir 4. Waringin 5. Patuanan 6. Mirat 7. Jebor 8. Sukahaji 9. Leuwi liang 10. Cisambeng |
11. Dukuh curug
12. Buniwangi 13. Sujamenak 14. Panyingkiran 15. Prapatan 16. Maja 17. Dukuh anyar 18. Kedongdong 19. Gunung wangi 20. Sindang haji |
21. Parung jaya
22. Gunung herang 23. Cengkod 24. Karang asem 25. Jatiwangi 26. Nyongat
27. Bondan
|
Berikut
nama Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Kedung Kancana :
1. Muhamad dari Sukahaji
2. Agum dari Gunungwangi
3. Taryo dari Susukan
4. Atmaja dari Haur Seah
5. Dasiyah dari Kedongdong
6.
Rupinah dari Mirat
7.
Madriyah dari Bondan
8.
Samirun dari Jebor ( awal pertama dilakukan Pilkades )
9.
Dartkim dari Gadel
10.
Warja dari Sukaraja
11. Edi
( PJ ) dari Ligung
12.
Ashari dari Sukaraja
13.
Ibrahim dari ( PJ ) dari Ligung
14.
Karmuin dari Bondan
15. Emon Sulaeman dari Haur Seah (
Putra Bp. Atmaja )
16. Edi Junaedi
17. Karta
18. Apandi
Dikutip dari
berbagai sumber.