Selasa, 05 Desember 2017

SEJARAH DESA KEDUNG KANCANA KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA



Balai Desa Kedung Kancana

Nama Desa Kedung Kancana adalah pemberian dari Bupati Majalengka yang bernama Omdali, Kedung Kancana berasal dari kata Kedung dan Kancana ada yang mengatakan Kencana. Arti dari “Kedung” adalah leuwi atau suatu tempat yang digunakan untuk melaksanakan perencanaan masa depan yang lebih baik, Kancana yang berasal dari “kanca” yang berarti teman atau persaudaraan ( bahasa sunda ). Ada yang mengatakan Kencana yang artinya desa yang mempunyai sejumlah potensi yang dapat digali.

Sebelum dibukanya lahan pemukiman di Desa Kedung Kancana pada tahun 1918 dibangunlah sebuah sungai yang menghubungkan segitiga emas yaitu perbatasan Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Cirebon.

Sungai Sindupraja

Dibangunnya sungai tersebut adalah sebagai sarana irigasi lahan pertanian dikabupaten Cirebon. Pada awalnya masyarakat di Kabupaten Majalengka kurang menyetujui pembuatan sungai tersebut. Namun pada akhirnya masyarakat yang dilewati aliran sungai membantu proyek akan kebutuhan air dimusim kemarau, kemudian mereka bekerja sama membantu proyek pembuatan sungai tersebut, kemudian sungai tersebut diberi nama sungai Sindupraja.

Sungai Sindupraja 

Setelah sungai Sindupraja selesai ternyata banyak masyarakat Kabupaten Majalengka melirik daerah perbatasan sebelah utara untuk dijadikan lahan pertanian.

Pada tahun 1933 lahan hutan di Kedung Kancana ditebang oleh beberapa transmigran, lalu pada tahun 1935 sekitar 250 orang transmigran yang berasal dari 25 desa menempati lahan baru di Desa Kedung Kancana. Saat tebang hutan ditemukan banyak aneka satwa dihutan Kedung Kancana seperti lutung, maung, babi hutan, monyet, macan tutul dll.
Sehingga kita sebagai pribumi Kedung Kancana harusnya merasa bangga akan kekayaan aneka satwa yang ada pada saat itu.

Berikut ini merupakan pelaku para sejarah  yang pernah ikut merintis penebangan hutan di Desa Kedung Kancana sekitar tahun 1934 : Kedung Kancana menuju Leuweung hapit dengan menggunakan dana dari swadaya masyarakat.

Pada masa pemerintahan Kuwu Muhamad pernah terjadi perseteruan antara desa Kedung Kancana dengan Desa kodasari yang pada saat itu dipimpin oleh Kuwu Atma, mereka memperebutkan tanah di sebelah selatan Desa Kedung kancana.
Namun situasi dapat terkendali karena ada perundingan di antara kedua belah pihak.

Untuk menakut-nakuti para transmigran di Desa Kedung Kancana Bupati yang bernama “OMDALI” pernah memberikan maklumat yang berbunyi : “ sing saha jalmana anu ngajual sajeungkal taneuh Kedung Kancana, terus manehna balik deui ka daerah asalna maka moal bakal sukses hirupna salamina”.

Artinya barang siapa yang menjual sejengkal tanah Desa Kedung Kancana kemudian kembali pada daerah asalnya, maka hidupnya tidak akan mendapatkan kesuksesan selamanya.
Ternyata dengan maklumat tersebut, membuat para trasmigran merasa ketakutan dan tidak berani untuk meninggalkan desa Kedungkancana dengan menjual tanahnya, terbukti transmigran yang menjual tanahnya banyak yang mengalami sengsara dalam hidupnya.

Mereka selalu bekerja dengan giat, tidak ada dalam benak pikirannya untuk bermalas-malasan. Bahkan seringkali dalam suatu perkumpulan mereka mendengarkan nasehat orangtuanya dalam bahasa sunda “Kudu daek ngopek ambeh nyapek” yang artinya mereka harus senantiasa bekerja keras agar mendapatkan penghasilan yang lebih dan dapat meningkatkan taraf ekonomi mereka.


Masjid Jami Al-Hidayah Desa Kedung Kancana

Desa Kedung Kancana mempunyai penduduk yang sangat beragam hal itu dikarenakan adanya transmigran yang pindah ke Desa Kedung Kancana dari berbagai daerah. Tercatat ada sekitar 250 Kepala Keluarga dari 25 Desa yang melaksanakan transmigrasi ke Desa kedung Kancana. Dengan demikian maka, desa ini terkenal dengan sebutan “Desa Salawe Nagara”.

Berikut nama-nama Desa asal masyarakat Kedung Kencana :

1. Haur seah
2. Sukaraja
3. Pasir
4. Waringin
5.
Patuanan
6. Mirat
7. Jebor
8. Sukahaji
9. Leuwi liang
10.
Cisambeng


11. Dukuh curug
12. Buniwangi
13. Sujamenak
14. Panyingkiran
15. Prapatan
16. Maja
17. Dukuh anyar
18. Kedongdong
19. Gunung wangi
20. Sindang haji

21. Parung jaya
22. Gunung herang
23. Cengkod
24. Karang asem
25. Jatiwangi
26. Nyongat
27. Bondan

Berikut nama Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Kedung Kancana :

1. Muhamad dari Sukahaji
2. Agum dari Gunungwangi
3. Taryo dari Susukan
4. Atmaja dari Haur Seah
5. Dasiyah dari Kedongdong
6. Rupinah dari Mirat
7. Madriyah dari Bondan
8. Samirun dari Jebor ( awal pertama dilakukan Pilkades )
9. Dartkim dari Gadel
10. Warja dari Sukaraja
11. Edi ( PJ ) dari Ligung
12. Ashari dari Sukaraja
13. Ibrahim dari ( PJ ) dari Ligung
14. Karmuin dari Bondan
15. Emon Sulaeman dari Haur Seah ( Putra Bp. Atmaja )
16. Edi Junaedi
17. Karta
18. Apandi



Dikutip dari berbagai sumber.